Di antara semua pangeran kekaisaran, Pangeran Keempat, Lin Jingyuan, dikenal sebagai biang kerok yang sering dihukum oleh Kaisar karena kenakalannya.
Namun, dia adalah yang paling mirip dengan Kaisar di antara semua pangeran lainnya.
Karena itu, Kaisar secara alami lebih menyayanginya. Paling banter, Kaisar hanya akan memarahinya dan tidak melakukan apa-apa lagi. Akibatnya, Pangeran Keempat ini semakin menjadi-jadi dalam kenakalannya.
Jika mereka sampai terseret masalah dengannya, yang akan menderita hanya Putri kecil itu.
Qingyan cemas, tetapi Lin Feilu tetap tenang seperti biasanya.
Singkatnya, dia hanyalah anak manja.
Ada banyak cara untuk menghadapi anak manja. Selama dia bisa memahami kepribadian targetnya, dia bisa mengadopsi strategi yang sesuai untuk menaklukkan mereka.
Lin Feilu tidak terburu-buru. Dia berdiri di balik pohon dan mengamati Lin Jingyuan diam-diam.
Setiap Karakter Green Tea punya kemampuan bawaan untuk menganalisis karakter seseorang dengan akurat. Mereka bisa dengan mudah mengenali tipe kepribadian seseorang dan menentukan strategi mana yang paling efektif untuk diterapkan, lalu mereka akan bertindak sesuai.
Terlebih lagi, anak-anak jauh lebih sederhana dan lebih mudah dinilai daripada orang dewasa.
Setelah mengamati cukup lama, Lin Feilu merasa bahwa meskipun Lin Jingyuan adalah anak yang keras kepala dan nakal, dia tidak memiliki niat jahat.
Meskipun para pelayan berusaha membujuknya dengan menyebut Kaisar dan Selir Xian, anak itu tetap mengabaikan mereka dan terus memanjat pohon dengan penuh semangat.
Namun, para pelayan di bawah mulai berlutut dan menangis. Sang pangeran tidak tahan lagi melihat itu dan berkata,
“Kalau Ayah dan Ibu menghukum kalian semua, aku akan memohon pengampunan untuk kalian. Apa yang kalian takuti? Ini, buah persimmon yang paling merah untukmu.”
Sebuah karakter klasik yang menikmati makanan lembut, tapi menolak makanan keras.
T/N seseorang yang cenderung menerima pendekatan halus, tetapi menolak paksaan.
Dia memanjat lebih tinggi dan memandang jauh. Setelah memetik persimmon, dia melihat ada beberapa sosok yang berdiri di dekat gerbang lengkung, tetapi terhalang oleh pohon.
Dia langsung berteriak,
“Siapa disana? Jangan sampai pangeran ini harus datang ke sana!”
Jantung Qingyan hampir meloncat keluar. Dia menarik Lin Feilu dan berlutut, tidak berani menatapnya,
“Pelayan rendahan ini memberi salam kepada Pangeran Keempat.”
Lin Jingyuan masih berdiri di atas pohon dan menatap ke bawah. Ada seorang gadis kecil berdiri di samping pelayan istana.
Berbalut jubah merah, dia adalah anak yang cantik dengan kulit seputih salju dan rambutnya dihiasi jepit rambut yang lucu.
Dia berdiri diam di bawah pohon sementara matanya perlahan-lahan mengarah ke atas.
Ketika matanya yang seperti rusa bertemu dengan mata Lin Jingyuan, dia tersenyum malu-malu dan menundukkan kepalanya dengan sedikit ragu.
Lin Jingyuan melompat turun dari pohon dan menatapnya dengan tatapan yang penuh wibawa.
“Siapa ini?”
Suara gadis itu lembut dan manis. “Namaku Little Feilu.”
Kasim di sampingnya menyela, “Pangeran Keempat, ini adalah Putri Kelima.”
Kaisar tidak peduli dengan Putri ini, sehingga jarang ada yang menyebutnya di Istana Kekaisaran. Selain itu, Lin Jingyuan adalah anak yang bebas. Dia sering bertemu dengan Putri Sulung dan Putri Ketiga, tetapi baru kali ini dia mendengar tentang Putri Kelima.
Dia mengangkat alisnya,
“Jadi kamu ini adik perempuanku? Lalu kenapa tadi kamu malah sembunyi di balik pohon?”
Lin Feilu diam-diam mengarahkan matanya ke persimmon merah di tangannya. Dia kemudian menggigit bibirnya, menelan ludah, dan berbisik dengan ragu,
“Aku ingin makan buah persimmon juga.”
Setelah selesai berbicara, dia mengalihkan pandangannya ke arahnya dan bertanya dengan malu-malu, “Bolehkan aku memakannya?”
Bulu matanya panjang dan lentik. Dengan mata yang seperti rusa, seolah-olah ada lapisan kabut yang menyelimuti, membuat siapa pun yang melihatnya merasa iba.
Lin Jingyuan langsung menyerah dan melambaikan tangan dengan gerakan besar,
“Tentu saja! Tentu saja boleh!” Dia berkata kepada kasim di sampingnya,
“Berikan semua persimmon yang baru saja kupetik padanya!”
Kasim itu segera menyerahkan keranjang bambunya kepada Lin Feilu.
Komentar