Novel The Villainess Path to Redemption Ch. 02 Bahasa Indonesia

Dukung Penerjemah Demi Keberlanjutan Novel Favoritmu Disini :)

Namun, Lin Feilu tak menyangka bahwa kehidupannya yang baru akan dimulai secepat itu. 

Rasanya seperti baru saja tertidur sebentar, dan ketika membuka mata kembali, ia telah bereinkarnasi.

Lin Feilu tertegun untuk beberapa waktu. Ia menatap kedua tangan kecilnya, lalu perlahan menoleh untuk melihat sekeliling.

Di samping tempat tidur, duduk seorang wanita berbusana selir istana yang tengah menyulam di atas selembar sutra. 

Wajahnya cantik dengan fitur halus, namun pucat pasi, memancarkan aura lemah dan sakit-sakitan.

Sementara Lin Feilu masih diam-diam mengamati, seorang pelayan masuk ke dalam kamar, 

“Nyonya, saya sudah membawa obatnya.” Wanita itu bangkit dari duduknya dan bertanya, 

“Di mana tabib istananya?”

“Selir Li hendak melahirkan, sehingga semua tabib istana dipanggil ke sana. Hamba telah menyampaikan kondisi putri kepada petugas medis istana, dan ini adalah obat yang mereka resepkan.”

Wanita itu menggenggam erat kain sutra di tangannya untuk beberapa lama, sebelum akhirnya menghela napas panjang, seolah menerima nasib, 

“Baiklah. Rebus obat itu, dan buatkan bubur ringan setelahnya.” Pelayan itu segera pergi untuk melaksanakan perintah. 

Wanita tersebut menoleh dan melihat gadis kecil di atas ranjang telah terbangun, matanya yang gelap mengamati sekeliling dengan penuh perhatian.

Ia segera meletakkan sutranya dan mendekati ranjang, lalu mengangkat tubuh kecil Lin Feilu dengan lembut.

Lin Feilu merasa sedikit pusing. Wangi lembut dari tubuh wanita itu menyergap hidungnya saat ia dipeluk erat, memberikan perasaan yang seperti mimpi.

“Feilu sayang, apakah kamu merasa tidak nyaman?”

Lin Feilu menggelengkan kepalanya dengan pelan, mencoba menghilangkan kebingungan yang melingkupinya. Wanita itu kemudian membawanya keluar ke halaman. Di sana, seorang pelayan sedang berjongkok di bawah pohon osmanthus, memetik benang sari bunganya. 

Wanita itu berkata lembut, 

“Ketika kamu sudah sembuh, ibu akan membuatkan kue osmanthus kesukaanmu, bagaimana?” 

Lin Feilu terus memperhatikan sekelilingnya. Tembok merah dan genteng biru menyambut pandangannya. 

Di tengah halaman, terdapat sebuah meja batu, dan di kejauhan, terlihat platform tinggi dengan atap cornices kuno yang membuatnya merasa seolah-olah bisa meraih bintang. 

Ada beberapa meja dan kursi batu lainnya di sudut halaman, serta dua tangki air porselen besar di sisi timur dan barat. Empat kamar mengelilingi halaman ini, dengan beberapa pohon yang ditanam acak. Halaman ini tidak megah, malah tampak dingin dan sederhana.

Lin Feilu menoleh ke arah wanita itu dan bertanya dengan suara tenang, 

“Apa yang terjadi padaku?” Suara yang keluar terdengar lembut dan kekanak-kanakan.

Wanita itu tersenyum hangat, 

“Kamu bermain di Paviliun Linxing tadi pagi, tapi tanpa sengaja terjatuh ke air dan masuk angin. Namun, sekarang sudah lebih baik. Kamu hanya perlu minum obat untuk sementara waktu.” 

Lin Feilu menggigit lidahnya. 

Ah... sakit.

Tak lama kemudian, pelayan datang membawa semangkuk obat. 

Wanita itu menyuapi Lin Feilu dengan obat, kemudian meletakkan sepotong manisan di mulutnya. Pelayan di sampingnya tersenyum, 

“Putri sangat penurut. Minum obat tanpa menangis atau membuat masalah.” 

Lin Feilu merasa kepalanya mulai berat, lalu berbisik, 

“Aku ingin tidur.” 

Wanita itu mengecup pipinya dan membawanya kembali ke tempat tidur. 

Saat Lin Feilu memejamkan mata, ia mendengar wanita itu memberi perintah, 

“Besok, kirimkan sepasang gelang giok ini kepada Selir Li untuk mengucapkan selamat atas kelahiran anaknya. Aku sedang sakit, jadi kehadiranku mungkin hanya akan merepotkan, aku tidak akan datang.” 

“Hamba akan melaksanakan perintah.”

Pada saat itu, Lin Feilu tidak lagi merasa bingung seperti sebelumnya.

Ia belum tahu harus bereaksi seperti apa dalam situasi ini.

Namun, ia selalu pandai beradaptasi dengan berbagai keadaan. 

Setelah meminum obat dan tertidur, ia akhirnya menerima kenyataan ini sepenuhnya. Dalam tidurnya, ingatan yang dimiliki gadis kecil ini mulai membanjiri pikirannya.

Seorang gadis berusia lima tahun tidak akan tahu banyak.

Yang ia tahu hanyalah bahwa tempat ini adalah Kekaisaran Lin Agung. 

Ibunya adalah seorang selir istana bernama Xiao Lan. 

Ia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Lin Zhanyuan, yang dua tahun lebih tua darinya. 

Namun, kakaknya berbeda dari anak-anak lainnya—orang-orang diam-diam memanggilnya anak idiot.

Tl: www.novels.my.id


Komentar

Options

not work with dark mode
Reset